Ntt dalam angka 2012 pdf




















Kaho, Josef Riwu. Raja Garafindo Persada. La Ode Abdul Mirad Tumada. Analisis Strategis Pembangunan Kabupaten Muna. Agoes Kamaroellah. Jurnal Ekonomi Nuansa Vol. Robi Yanto. Citec Journal, Vol. Sanny Wurangian. Jurnal Berkala Ilmiah Efisisensi. Volume 17 No. Saaty, Thomas L. Setiono L, Penerjemah; Peniwati K, editor. PT Pustaka Binaman Pressindo. Sony, Yuwono. Bayumedia Publishing. Focus and Scope. Publication ethics. Editorial team. Menurut Van Soest dalam Hau dkk.

Rumput dengan kecernaan yang rendah akan menggangu produksi ternak terutama karena ketersediaan protein khususnya nitrogen bagi mikroba rumen menjadi terbatas dan ketersediaan zat-zat gizi yang lain juga akan berkurang Beberjee, dalam Hau dkk.

Ketersediaan kuantitas dan kualitas rumput di padang penggembalaan yang minim pada musim kemarau juga diteliti oleh Mullik dan Jelantik , yang menyatakan bahwa fluktuasi curah hujan terutama pada bulan Mei hingga Oktober yang cukup riskan menyebabkan fluktuasi kuantitas dan kualitas hijauan di padang menjadi cukup besar sehingga performans produksi dan reproduksi ternak gembala tidak optimal seperti tingkat mortalitas ternak tinggi, calving interval yang panjang hingga calf crop yang rendah akibat defisiensi nutrisi.

Hal ini menjadi nyata apabila kita mencoba membandingkan antara sistem cut and carry yang pada umumnya selalu mendapat makanan akan lebih memperlihatkan bobot badan yang lebih baik dibandingkan sistem peternakan ekstensif yang digembalakan. Menurut Mullik dan Jelantik , dalam jangka waktu 3 tahun ternak yang dipelihara secara intensif mencapai bobot hidup kg sedangkan yang dipelihara secara ekstensif hanya mencapai berat kg. Hal ini diperkirakan karena adanya penurunan bobot badan ternak selama musim kemarau sehingga rata-rata pertambahan bobot badan ternak menjadi kecil setiap tahunnya.

Permasalahan penurunan produktifitas ternak gembala di NTT Produktifitas ternak gembala dalam hal ini ternak sapi Bali yang dipelihara secara ekstensif cukup rendah karena adanya berbagai faktor yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi produktifitas ternak gembala.

Faktor tersebut misalnya seperti nutrisi, lingkungan, tatalaksana maupun penyebaran penyakit ternak di padang penggembalaan di NTT. Lebih lanjut dikemukakan bahwa faktor penyebabnya adalah adanya kehadiran jantan pemacek yang tidak mencukupi, jumlah ternak dalam satu kelompok herd size , proporsi betina tidak produktif dalam kelompok, dan faktor neuro-hormonal fotoperiodik bukan nutrisi.

Kehadiran jantan pemacek di padang penggembalaan sangat penting karena perkawinan ternak gembala dilakukan melalui kawin alam. Hal ini bertolak belakang dengan sistem pemasaran ternak oleh peternak yang mana menjual ternak jantan dewasa atau muda yang unggul karena harganya yang tinggi dibandingkan dengan menjual ternak jantan atau betina tua afkir dari populasi ternaknya. Hal terakhir yang paling menonjol untuk dibahas adalah adanya faktor neuro hormonal bukan nutrisi dari ternak sapi Bali gembala yang cukup spesial di NTT.

Hal ini dikarenakan ternak sapi Bali tidak akan sembarangan kawin dan melahirkan tetapi melalui suatu fenomena tertentu. Angka kematian tinggi Menurut Wirdahayati et. Lebih lanjut dikemukakan bahwa faktor penyebab kematian anak sapi disebabkan oleh stress nutrisi akibat kekurangan air susu induk dan pakan berkualitas dan minimnya perhatian peternak terhadap anak sapi yang dimilikinya serta serangan penyakit dan parasit.

Kematian pedet yang tinggi pada saat lahir dikarenakan adanya kekurangan nutrisi oleh ternak pedet yang diakibatkan oleh rendahnya produksi susu ternak induk karena masih berada pada musim kemarau yang kuantitas dan kualitas hijauan sangat rendah. Selain itu, perhatian peternak juga sangat minim terhadap kondisi pedet dan induknya juga menjadi perhatian utama karena pedet yang sudah minim konsumsi nutrisi harus ikut berjalan bersama-sama dengan induk mengembara mencari makanan.

Rata-rata pertambahan bobot hidup rendah Menurut hasil penelitian Mullik dkk. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Rubinho yang disitasi Ginting dan Belli dalam Hau, dkk. Selain itu, pola kelahiran ternak yang umum terjadi pada musim kemarau menyebabkan adanya bobot lahir yang rendah dan stress nutrisi pada awal hidup dan pada musim kemarau selama masa hidupnya menyebabkan penurunan potensi ternak untuk bertumbuh secara maksimal.

Strategi penanganan penurunan produktifitas ternak gembala di NTT Penurunan produktifitas ternak gembala perlu ditangani secara dini dengan berbagai metode dan kerjasama pemberdayaan peternak, dinas dan perguruan tinggi serta bank karena bagaimanapun juga para peternaklah yang memiliki ternak, dinas yang memiliki kebijakan, perguruan tinggi yang memiliki ilmu dan bank yang memiliki dana.

Pemberdayaan peternak sangat penting dalam hal ini selain karena mereka memiliki ternak juga dikarenakan merekalah yang akan mengimplementasikan hasil pemikiran dan perguruan tinggi dan dinas sehingga sangat penting dilakukan penyuluhan-penyuluhan berkaitan dengan strategi pengembangan ternak gembala di NTT. Strategi peningkatan angka kelahiran ternak Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa angka kelahiran ternak cukup rendah sehingga dibutuhkan strategi penanganan yang tepat dan dapat dilakukan oleh peternak.

Menurut Mullik dan Jelantik , strategi peningkatan angka kelahiran pada sistem peternakan ekstensif dapat dilakukan dengan cara menjamin kecukupan jantan pemacek termasuk membuat kandang kolektif untuk kelompok ternak yang kecil dan menyingkirkan ternak betina yang secara reproduksi sudah tidak produktif. Dengan menjamin kecukupan jantan pemacek pada kelompok ternak gembala yang cukup besar maupun menggabungkan kelompok ternak yang kecil dalam suatu kandang kelompok agar dapat diseleksi ternak jantan pemacek yang produktif sehingga dapat meningkatkan angka kelahiran ternak dari populasi tersebut.

Selain itu, penyingkiran ternak betina yang sudah tidak produktif secara reproduksi akan menurunkan jumlah pembilang ternak betina dalam populasi sehingga akan meningkatkan angkat kelahiran ternak. Abramson, D. Urban Studies, 57 7 , — Issue Basuki, A.

Pengembangan kawasan agropolitan. Jumlah dan proporsi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Hamdi, A. Metode Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish. Heryanah, H. Ageing population dan bonus demografi kedua di Indonesia Populasi , 23 2 , 1— Ichwandi, I. Membumikan kebijakan ketahanan pangan. Kementerian Pertanian RI. Rencana Strategis Kementerian Pertanian — Mardiyaningsih, D. Dinamika sistem penghidupan masyarakat tani tradisional dan modern di Jawa Barat. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan , 4 1 , — Moniaga, V.

Analisis daya dukung lahan pertanian.



0コメント

  • 1000 / 1000